“GOOD TREND” LITERASI DIGITAL UKIR PRESTASI JUARA NASIONAL
Jakarta, 15 Agustus 2018 adalah hari bersejarah bagi Hariyani Prasetyaningyas, S.I Pust karena pada malam hari itu adalah malam penganugerahan pemenang Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi tahun 2018. Dan pada saat itu Hariyani Prasetyaningtyas, S.I Pust diumumkan sebagai pemenang kedua Pustakawan Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2018. Pencapaian ini tentunya tidak mudah, banyak yang dilalui sejak pemilihan di tingkat kota maupun tingkat propinsi. Banyak yang harus dipersiapkan untuk mengikuti pemilihan ini. Kerja keras, kegigihan dan mental yang tangguh harus menjadi modal utama dalam mengikuti dan bisa melewati ini.
Graha Insan Cendikia menjadi saksi sebuah penghargaan akan dedikasi para guru dan tenaga kependidikan yan di dalamnya ada pustakawan. Prestasi ini tidak lepas dari rekam jejak apa yang telah dilakukan Hariyani Prasetyaningtyas sebagai pustakawan dalam membangun, mengembangkan dan inovasi di Perpustakaan BPK PENABUR Cirebon. Seperti di ketahui Perpustakaan BPK PENABUR selama ini sudah mengembangkan Perpustakaan digital.
Hariyani Prasetyaningtyas yang bisa di akrab dipanggil ibu Yayas ini salah satu yang menjadi konsen programnya adalah dengan pengembangan perpustakaan digital di Perpustakaan BPK PENABUR Cirebon. Mengapa perpustakaan digital? Ke depan era digital sudah tidak bisa kita hindari, dalam sehari-hari kita banyak bersinggungan dengan dunia digital. Mencari data, menulis, membaca, berinteraksi dengan orang, memenuhi kebutuhan sangat erat dengan dunia digital yaitu gawai atau smartphone atau alat-alat digital lainnya. Dalam best practices yang di susun Ibu Yayas meneliti dan mencari solusi tentang pemanfaatan yang baik ketika akses internet terutama di sekolah, yaitu bagaimana membangun good trend literasi digital siswa dan warga sekolah.
Tidak hanya itu banyak yang harus dipersiapkan dalam mengikuti kompetisi ini, portofolio, best pratices atau karya terbaik yang telah dilakukan, presentasi, wawancara, tes tertulis, story telling, adalah penilaian sampai tingkat propinsi. Pada tingkat nasional tantangan yang harus dilalui teryata berbeda. Pada tingkat nasional yaitu pengenalan diri, penilaian kompetensi kepribadian dan sosial, penilaian kompetensi teknis, kompetensi sosial dan kepribadian dan table topic. Semuanya itu harus dilalui setiap peserta perwakilan dari propinsi-propinsi di Indonesia, begitu juga dengan Ibu Yayas mampu dengan baik sehingga mampu menjadi juara 2 tingkat Nasional. Mental dan kegigihan juga menjadi hal yang menentukan keberhasilan dalam kompetisi ini.
Pemilihan tenaga kependidikan berprestasi 2018 ini berlangsung di Hotel Milenium di Jakarta dari tanggal 11-18 Agustus 2018. Tidak hanya kompetisi yang terjadi, justru ketika semua perwakilan dari semua propinsi berkumpul, rasa kebangsaan akan Indonesia menjadi hal yang sangat intimewa bagi setiap peserta. Rasa persaudaraan antar peserta terjalin cukup akrab dan mengharukan.
Tidak hanya itu kiprah Ibu Yayas, selain menjadi pustakawan yang bertugas memajukan 6 perpustakaan di sekolah-sekolah PENABUR Cirebon ini juga sebagai Ketua ATPUSI (Asosiasi Tenaga Perpustakaan Seluruh Indonesia ) Kota Cirebon, Inisiator dan aktif dalam Komunitas SLiMS Cirebon, pengurus ATPUSI JABAR dan aktivitas lainnya yang berhubungan dengan pengembangan literasi dan perpustakaan baik tingkat kota/kabupaten maupun propinsi bahkan nasional. Sehari-hari Ibu Yayas sangat terbuka untuk membantu dan berbagi ilmu dunia yang perpustakaan yang menjadi keahliannya. Semangat yang tidak padam untuk memajukan perpustakaan dan literasi selalu membara dalam hati Ibu Yayas. (yys)